BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan pada
setiap individu berlangsung terus menerus dan tidak dapat diulang kembali.
Setiap individu pasti mengalami suatu tahapan pertumbuhan (masa) dalam
hidupnya, salah satunya adalah masa remaja. Masa remaja merupakan masa yang
dapat dikatakan masa yang paling indah, karena pada masa ini remaja mulai
merasakan hal baru pada dirinya, berkaitan dengan fisik maupun psikisnya.
Namun, masa remaja juga merupakan masa yang rentan terhadap perbuatan-perbuatan
yang kurang baik. Hal ini dapat diakibatkan karena mereka suka mencoba hal-hal
baru yang belum tentu semua itu baik untuk mereka.
Pada masa remaja
terjadi perubahan-perubahan fisik, baik yang bersifat struktural maupun
fungsinya yang berbeda antara remaja laki-laki dan remaja perempuan.
Gejala-gejala perubahan fisik remaja muncul ketika anak mulai memasuki masa
awal remaja, dimana perubahan tersebut hampir selalu disertai dengan perubahan
sikap dan perilaku. Perubahan tersebut merupakan salah satu dampak dari pengalaman
yang belum pernah dirasakannya. Hal ini menyebabkan sering terjadinya
permasalahan ataupun ketidakseimbangan pada diri remaja. Ketidakseimbangan
inilah yang dapat memengaruhi pendidikan. Oleh sebab itu makalah ini disusun
untuk mengetahui dampak dari pertumbuhan fisik remaja dan implikasinya terhadap
pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut dengan pertumbuhan fisik
remaja?
2. Apa saja bentuk-bentuk perubahan fisik
remaja?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan fisik remaja?
5. Apa pengaruh pertumbuhan fisik terhadap
tingkah laku remaja?
6. Apa saja upaya pertumbuhan fisik remaja
dan implikasinya terhadap pendidikan?
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui
pengertian pertumbuhan fisik remaja.
2) Untuk mengetahui bentuk-bentuk perubahan fisik remaja.
3) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik
remaja.
4) Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan fisik terhadap tingkah laku remaja.
5) Untuk mengetahui upaya pertumbuhan fisik remaja dan implikasinya terhadap
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pertunbuhan
Fisik Remaja
“ Pertumbuhan
diartikan sebagai suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau ukuran
dimensif tubuh serta bagian-bagiannya” (Mappiare,
1982:43). “Pertumbuuhan pada umumnya terbatas pengertiannya pada
perubahan-perubahan struktural dan pisiologis (hal kerja pisik dalam
pembentukkan seseorang secara pisikologis dari masih berbentuk konsepsional
(awal janin) melelui periode-periode pre-natal (belum lahir) dan post-natal
(setelah lahir) sampai pada saat dewasa” (Mappiare, 1982:43).
Pertumbuhan
fisik remaja merupakan pertumbuhan yang paling pesat. Remaja tidak hanya tumbuh
dari segi ukuran (semakin tinggi atau semakin besar), tetapi juga mengalami
kemajuan secara fungsional, terutama organ seksual atau “pubertas”. Hal
ini ditandai dengan datangnya mensturasi pada perempuan dan pada perempuan dan
mimpi basah pada laki-laki.
Pertumbuhan
berkaitan dengan perubahan fisik secara kuantitatif yang menyangkut peningkatan
ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis
sebagai hasil proses pematangan fungsi dalam perjalanan waktu tertentu
(Fatimah, 2010:41). Perubahan ini berkisar hanya pada aspek-aspek individu.
Pertumbuhan ini meliputi perubahan yang bersifat internal maupun eksternal.
Pertumbuhan internal meliputi perubahan ukuran alat pencernaan, bertambahnya
ukuran besar dan berat jantung dan paru-paru, bertambah sempurna sistim
kelenjar kelamin, dan berbagai jaringan tubuh. Adapun perubahan eksternal
meliputi bertambahnya tinggi badan, bertambahnya lingkar tubuh, perbandingan
ukuran panjang dan lebar tubuh, ukuran besarnya organ seks, dan munculnya atau
tumbuhnya tanda-tanda kelamin sekunder.
Secara umum,
terjadi pertumbuhan fisik yang sangat pesat dalam masa remaja awal (12/13-17/18
tahun). Dalam jangka tiga atau empat tahun anak bertumbuh hingga tingginya hamir menyamai tinggi
orang tuanya. Pertumbuhan anggota-anggota badan dan otot sering berjalan tidak
seimbang. Bagi wanita mulai menunjukkan mekar-tubuh yang membedakan dengan
tubuh kanak-kanak. Dalam hal kecepatan pertumbuhan, terutama nampak jelas pada
usia 12-14 tahun; dimana remaja putri bertumbuh demikian cepat meninggalkan
pertumbuhan remaja pria.
2.2 Bentuk-bentuk Perubahan
Fisik Remaja
Adapun
perubahan-perubahan fisik yang penting dan terjadi pada masa remaja adalah
sebagai berikut:
a. Perubahan ukuran tubuh
Irama
pertumbuhan fisik berubah menjadi cepat sekitar dua
tahun sebelum anak mencapai taraf kematangan alat kelaminnya. Setahun sebelum pematangan
ini, anak akan bertambah tinggi 10 samapai 15 cm dan bertambah berat 5 sampai
10 kg. pertumbuhan tubuh masih terus terjadi, tetapi dalam tempo yang sedikit
lebih lamban. Selama empat tahun,
pertumbuhan tinggi badan anak akan bertambah 25% dan berat tubuhnya hampir
mencapai dua kali lipat. Anak laki-laki akan mencapai bentuk tubuh orang dewasa
pada usia 19 sampai 20 tahun, sedangkan anak perempuan pada usia 18 tahun.
b. Perubahan proporsi tubuh
Ciri tubuh yang
kurang proporsional pada masa remaja ini tidak sama untuk seluruh tubuh. Ada
pula bagian tubuh yang semakin proporsional. Proporsi yang tidak seimbang ini
akan berlangsung terus sampai seluruh masa puber dilalui sepenuhnya, sehingga
proporsi tubuhnya mulai tampak seimbang menjadi proporsi orng dewasa .
Perubahan ini terjadi, baik di dalam maupun bagian luar tubuh anak.
c. Ciri kelamin yang utama
Pada masa
kanak-kanak, alat kelamin yang utama belum berkembang secara sempurna. Memasuki
masa remaja, alat kelamin mulai berfungsi, yaitu pada saat ia berumur 14 tahun
ketika pertama kali anak laki-laki mengalami “mimpi basah”. Pada anak
perempuan, indung telurnya mulai berfungsi pada usia 13 tahun, yaitu pada saat
pertama kali mengalami menstrurasi atau haid. Bagian lain dari alat
perkembangbiakan pada anak perempuan saat ini masih belum mampu untuk mampu
untuk mengandung. Masa interval ini disebut sebagai “saat steril” masa remaja.
d. Ciri kelamin kedua
Ciri kelamin
kedua pada anak perempuan adalah membesarnya buah dada dan mencuatnya putting
susu, pinggul lebih lebar dariipada lebar bahu, tumbuh rambut disekitar alat
kelamin, tumbuh rambut di ketiak, dan suara bertambah nyaring. Ciri kelamin
kedua pada anak laki-laki adalah tumbuh kumis dan jenggot, nada suara membesar,
bahu melebar lebih besar daripada pinggul, timbul bulu dada dan bulu di sekitar
alat kelamin, serta perubahan jaringan kulit menjadi lebih lebih kasar dan
pori-pori membesar.
Ciri-ciri
kelamin kedua inilah yang membedakan bentuk fisik anak laki-laki dan perempuan.
Ciri ini pula yang sering menjadi daya tarik antar jenis kelamin. Pertumbuhan
tersebut berjalan seiring dengan perkembangan ciri kelamin yang utama dan
keduanya akan mencapai taraf kematangan pada tahun pertama atau tahun kedua
masa remaja.
2.3.Faktor-faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja.
Adapun faktor-faktor
yang memengaruhi pertumbuhan fisik remaja adalah sebagai berikut:
a) Pengaruh keluarga
Pengaruh keluarga meliputi faktor keturunan
maupun faktor lingkungan. Karena faktor keturunan, seorang anak dapat lebih
tinggi atau panjang daripada anak lainnya, jika ayah dan ibu atau kakeknya
tinggi dan panjang. Faktor lingkungan akan membantu menentukan tercapai
tidaknya perwujudan potensi keturunan yang dibawa anak. Pada setiap tahapan
usia, lingkungan lebih banyak pengaruhnya terhadap berat tubuh daripada tinggi
tubuh.
b) Pengaruh gizi
Anak-anak yang memperoleh gizi yang cukup
biasanya akan lebih tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai masa
remaja dibanding dengan mereka yang memperoleh gizi buruk. Lingkungan dapat
memberikan pengaruh bagi remaja sedemikian rupa, sehingga menghambat atau
mempercepat potensi untuk pertumbuhan di masa remaja.
c) Gangguan emosional
Anak yang sering mengalami gangguan emosional
akan mengalami terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan, dan ini
akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan di kelenjar
pituitari. Bila terjadi hal demikian, pertumbuhan awal remajanya akan terhambat
dan tidak tercapai berat tubuh yang seharusnya.
d) Jenis kelamin
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan
lebih berat daripada anak perempuan, kecuali pada usia antara 12 dan 15 tahun.
Anak perempuan biasanya akan sedikit lebih tinggi dan lebih berat daripada anak
laki-laki. Terjadi perbedaan berat dan tinggi tubuh ini karena bentuk tulang
dan otot pada anak laki-laki memang berbeda dari anak perempuan.
e) Status sosial ekonomi
Anak-anak yang berasal dari keluarga dengan
status ekonomi rendah, cenderung lebih kecil daripada anak yang berasal dari
keluarga yang status sosial ekonominya tinggi. Keluarga yang kaya akan dapat
memenuhi kebutuhan primer anak-anaknya. Sebaliknya, keluarga miskin tidak akan
dapat memenuhi sembilan kebutuhan primernya secara memadai.
f) Kesehatan
Anak-anak sehat dan jarang sakit biasanya
akan memiliki tubuh yang lebih berat daripada anak yang sakit-sakitan.
Kurangnya perawatan kesehatan akan menyebabkan anak mudah terserang penyakit.
Cara makan yang salah dalam arti makan tanpa memerhatikan keseimbangan gizi dan
vitamin juga dapat menyebabkan tubuh menjadi sakit.
g) Pengaruh bentuk tubuh
Bentuk tubuh mesamorf, ektomorf, atau
endomorf akan memengaruhi besar kecilnya tubuh anak. Misalnya, anak yang
bentuk tubuhnya mesomorf akan lebih besar daripada yang endomorf
atau eksomorf, karena memang mereka lebih gemuk dan berat.
2.4. Pengaruh Perubahan
Fisik
Perubahan-perubahan
fisik itu menyebabkan kecanggungan bagi para remaja karena ia harus
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya.
Pertumbuhan badan yang mencolok misalnya, atau pembesaran payudara yang terlalu
cepat akan membuat remaja merasa malu atau kurang percaya diri. Demikian pula
dalam menghadapi haid dan “mimpi” yang pertama. Anak-anak remaja itu perlu
mengadakan penyesuaian tingkah laku dan dukungan dari pihak lain orang tua.
Perubahan fisik
selalu disertai oleh perubahan sikap dan perilaku. Keadaan ini sering menjadi
sedikit parah karena perbedaan sikap orang-orang di sekelilingnya dan sikapnya
sendiri dalam menanggapi perubahan fisik tersebut. Dalam masa remaja, perubahan
yang terjadi sangat mencolok, sehingga dapat mengganggu keseimbangan yang
sebelumnya sudah terbentuk. Perilaku mereka mendadak semakin sulit diduga dan
sering agak melawan nilai dan norma sosial yang berlaku. Oleh karena itu masa
ini sering dinamakan sebagai masa negatif atau masa pancaroba. Pada saat irama
pertumbuhan sedikit lambat dan perubahan tubuhnya telah sempurna maka akan
terjadi keseimbangan kembali.
Meskipun pengaruh
pubertas terhadap remaja berbeda-beda, cara mereka melampiaskan gangguan
ketidakseimbangan itu hampir sama. Beberapa bentuk pelampiasan yang dapat
terlihat adalah ia menjadi mudah tersinggung, sangat pemalu, ada kecenderungan
menarik diri dari keluarga atau teman, lebih senang menyendiri, menentang
otorita orang tua dan guru, mendambakan kemandirian, sangat kritis terhadap
orang lain, tidak suka melakukan tugas di rumah ataupun di sekolah, dan sangat
tampak bahwa dirinya tertekan dan tidak bahagia.
Karena sedang terjadi
perubahan beberapa kelenjar pertumbuhan yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam
bentuk ukuran tubuhnya, anak-anak remaja ini secara fisik sering merasa sangat
tidak nyaman, sering mengeluh, gelisah, nafsu makan berkurang, mengalami
gangguan pencernaan, sakit kepala, sakit punggung, dan sebagainya karena
tubuhnya bertambah besar dan panjang. Gangguan ini lebih
banyak menghinggapi anak perempuan daripada anak laki-laki.
Anak-anak remaja
terlalu memerhatikan keadaan tubuhnya yang sedang mengalami proses perubahan.
Tanggapan atas perubahan dirinya itu dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
mereka yang terlalu memerhatikan normal atau tidak dirinya dan mereka yang
terlalu memikirkan tepat atau tidaknya kehidupan kelaminnya. Jika mereka
memerhatikan teman sebayanya, kemudian dirinya berebeda dari mereka maka akan
muncul pikiran tentang normal tidaknya dirinya. Misalnya, perbedaan dalam hal
kecepatan pertumbuhan dapat menimbulkan kekhawatiran dalam dirinya. Anak-anak
yang cepat dan lebih awal tumbuh sering merasa khawatir bahwa pada masa
dewasanya nanti, tubuhnya akan terlalu besar dan tinggi, sedangkan anak yang
mulai tumbuh pendek sampai dewasa akan an kehidupan merasa khawatir pertumbuhan
dan kehidupan kelaminnya tidak akan berkembang secara normal.
Apabila
tertinggal dari teman sebayanya dalam hal minat dan kegiatan lain, atau kurang
berminat dalam kegiatan sebayanya, mereka lalu khawatir apakah mereka akan
menjadi dewasa. Terlalu memerhatikan keadaan kehidupan kelaminnya juga
merupakan hal yang biasa terjadi dalam tahap ini. Pada saat seorang mencapai
remaja, dalam pikirannya telah terbentuk konsep mengenai wajar-tidaknya
kehidupan kelamin dalam penampilan seseorang. Konsep ini terbentuk melalui
pengalaman si anak sehari-hari misalnya dari televisi, buku cerita, komik, atau
dari orang-orang disekelilingnya yang dikagumi. Bila mereka berpendapat bahwa
dirinya tidak wajar. Sayangngnya, konsep yang telah terbentuk ini sukar sekali
dihilangkan, bahkan mungkin dapat menetap seumur hidupnya.
Salah satu dari
beberapa konsekuensi masa remaja yang paling penting adalah pengaruh jangka
panjangnya terhadap sikap, perilaku sosial, minat, dan kepribadiannya. Sejumlah
penelitian telah menemukan bahwa ciri kepribadian dan sikap tertentu yang sudah
terbentuk ini biasanya sulit dihilangkan, bahkan dalam beberapa kasus tampak
semakin parah. Pengaruh ketidaknyamanan pada masa remaja yang paling menetap
adalah dalam hal penyimpangan kematangan kelaminnya. Perkembangan kehidupan
kelamin yang tidak wajar ini akan menimbulkan pengaruh pada anak laki-laki dan
juga pada anak perempuan, bahkan pengaruh itu tidak hanya terjadi di masa
remaja, tetapi dapat berlanjut lebih lama lagi. Bagi anak laki-laki yang mengalami perkembangan kelamin lebih awal, secara
sosial lebih menguntungkan, sedangkan bagi anak perempuan tidak sedemikian
halnya.
Tinggi, berat, dan
kekuatan tubuh yang jauh melebihi teman sebayanya bagi anak laki-laki akan
dapat meningkatkan citra dirinya di depan teman sebayanya dari kedua jenis
kelamin. Sebaliknya, bila kematangan kelamin ini terlalu cepat terjadi pada
anak gadis, ia akan memperoleh sebutan atau label yang tidak menyenangkan.
Keadaan ini sering menimbulkan pengaruh buruk pada anak perempuan yang termasuk
lambat dalam kematangan kelaminnya, ia akan kehilangan kesempatan untuk
menaikkan citra dirinya, merasa kurang dihargai, dan sering diabaikan.
Hurlock (1992)
mengemukakan perubahan yang terjadi, yaitu:
a. Ingin menyendiri
b. Bosan
c. Inkoordinasi
d. Antagonis sosial
e. Emosi yang meninggi
f. Hilangnya kepercayaan diri
g. Terlalu sederhana
2.5.Upaya Guru Pembimbing Mengatasi Masalah Pertumbuhan
Fisik Yang Dialami Remaja
Dalam
batas-batas tertentu, proses pembelajaran dapat diselenggarakan sedemikian rupa
sehingga dapat membantu percepatan pertumbuhan fisik subjek didik. Dalam proses
pembelajaran itu dapat diupayakan berbagai stimulus secara sistematis, antara
lain:
a) Menjaga kesehatan badan.
Kebiasaan hidup sehat, bersih, dan olahraga
secara teratur akan dapat membantu menjaga kesehatan pertumbuhan tubuh. Namun,
bila ternyata masih juga terkena penyakit, haruslah segara diupayakan agar
lekas sembuh. Sebab kesehatan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik.
b) Memberi makanan yang baik.
Makanan yang baik ialah makanan yang banyak
mengandung gizi, segar, sehat, dan tidak tercemar oleh kotoran atau penyakit.
Baik buruknya makanan akan menentukan pula pertumbuhan anak.
Implikasinya bagi pendidikan
adalah perlunya memperhatikan faktor berikut:
a) Menyediakan sarana dan prasarana
Faktor sarana dan
prasarana ini jangan sampai menimbulkan gangguan kesehatan pada anak. Misalnya
ruangan kelas, tempat duduk dan meja, dan sebagainya.
b) Waktu istirahat
Istirahat sangat
dibutuhkan untuk menghilangkan rasa lelah dan mengumpulkan tenaga baru, istirahat yang cukup sangat diperlukan.
c) Diadakannya jam olahraga bagi siswa
Pelajaran olahraga
sangat penting bagi pertumbuhan fisik anak karena dengan olahraga yang
dijadwalkan secara teratur oleh sekolah berarti pertumbuhan fisik anak akan
memperoleh stimulasi secara teratur pula.
Permasalahan dalam
pertumbuhan fisik sering disebabkan karena perasaan dan pikiran mengenai
fisiknya. Remaja yang banyak perhatiannya terhadap kehidupan kolektif,
perilakunya akan banyak dipengaruhi oleh perilaku kelompoknya. Kelompok remaja
dapat terbentuk di sekolah seperti kelompok tim olahraga, tim kesenian,
pramuka, dan sebagainya. Kegiatan tersebut dapat memupuk pertumbuhan fisik
remaja. Namun kadang kala remaja juga dapat terjerumus dalam suatu kelompok
yang membuat mereka menjadi remaja yang tidak baik menurut pandangan keluarga
maupun masyarakat, biasanya kegiatan yang bernilai negatif tersebut seperti
ngebut, begadang, miras, dan semacamnya yang mengganggu kesehatannya. Oleh
karena itu, pengembangan program kelompok remaja ke arah kegiatan yang bernilai
positif oleh para guru di sekolah merupakan upaya positif untuk membantu para
remaja dalam pertumbuhan fisik mereka.
Pengembangan kegiatan
pramuka, penyelenggaraan senam kesegaran jasmani, dan pembiasaan hidup bersih
perlu diprogram sebagai kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler di sekolah
menengah. Pembentukan kelompok atas bimbingan guru merupakan kegiatan yang
dapat membentuk mereka untuk belajar secara bertanggung jawab. Maka pada saat
pembentukan kelompok belajar atas bimbingan guru dan atau orang tua,
sesungguhnya mereka telah membentuk remaja untuk belajar teratur dan bertanggung
jawab. Di samping itu, baik guru maupun orang tua perlu membantu remaja agar
memahami keadaan fisik dan perubahan-perubahan yang dialami remaja, seperti
memberikan pengarahan kepada mereka berkaitan dengan pertumbuhan yang
dialaminya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan fisik
remaja merupakan pertumbuhan yang paling pesat. Remaja tidak hanya tumbuh dari
segi ukuran (semakin tinggi atau semakin besar), tetapi juga mengalami kemajuan
secara fungsional, terutama organ seksual atau “pubertas”.
Adapun
perubahan-perubahan fisik yang penting dan terjadi pada masa remaja meliputi; perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, ciri kelamin utama, ciri kelamin kedua.Penyebab
perubahan fisik pada remaja adalah adanya dua kelenjar yang menjadi aktif bekerja
dalam sistim endoktrin. Yaitu kelenjar pituitari yang terletak di dasar
otak mengeluarkan dua macam hormon yang erat hubungannya dengan perubahan masa
remaja. Kedua hormon itu adalah hormon pertumbuhan yang menyebabkan terjadinya
perubahan ukuran tubuh dan hormon gonadotropik atau sering disebut
hormon yang merangsang gonad agar mulai aktif bekerja.Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik remaja adalah pengaruh keluarga,
pengaruh gizi, gangguan emosional, jenis kelamin, status sosial ekonomi,
kesehatan, pengaruh bentuk tubuh, dan lingkungan.
Perubahan-perubahan
yang terjadi pada masa remaja sering memengaruhi sikap dan perilaku remaja itu
sendiri, seperti ingin menyendiri, bosan, inkoordinasi, antagonis sosial, emosi
yang meninggi, hilangnya kepercayaan diri, dan terlalu sederhana.Upaya untuk
pertumbuhan remaja meliputi memberi makanan yang baik dan menjaga kesehatan
badan. Kegiatan bernilai posotif seperti olah raga, pramuka, dan seni dapat
memupuk pertumbuhan fisik remaja, serta pembentukan kelompok belajar.
Implikasinya bagi pendidikan adalah perlunya menyediakan sarana dan prasarana,
waktu istirahat, dan diadakannya jam olahraga bagi siswa.
3.2 Saran
Dalam upaya untuk
membantu percepatan pertumbuhan fisik remaja, diharapkan adanya sarana dan
prasarana yang mendukung, baik di sekolah maupun di rumah. Selain itu
diperlukan pengawasan yang lebih terhadap seorang remaja agar tidak terjadi
penyimpangan perilaku pada mereka dan perlunya pengarahan tentang pertumbuhan
remaja dari orang tua dan pihak sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah, Enung. 2006. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta
Didik). Bandung: C.V. Pustaka Setia.
Hurlock, E. B. 1990. Psikologi Perkembangan. Alih Bahasa
Isawidayanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.
Mappiare , Andi. 1982. Psikologi
Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
_________. _______. Pertumbuhan Fisik Remaja, (online), http://www.scribd.com/doc/28552879/PERTUMBUHAN-FISIK-REMAJA, diakses pada tanggal 12 November 2010 pukul 11:11.
_________. 2010. Pertumbuhan fisik dan kesehatan
remaja, (online), http://okbip.blogspot.com/2010/04/pertumbuhan-fisik-dan-kesehatan-remaja.html
, diakses pada tanggal 14 November 2010 pukul
11:14.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar